Kajian Isolator terpolusi di Kamojang

Laporan ini merupakan konsep laporan akhir yang menyampaikan hasil penelitian mengenai kinerja insulator pasangan luar di lingkungan terpolusi bahan kimiawi reaktif dengan studi kasus di daerah panas bumi Kamojang. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji kinerja insulator berbahan porselen dan epoxy resin. Penelitian dilakukan melalui studi literatur, analisis teoritis, percobaan laboratorium dan penelitian lapangan.
Dari beberapa kajian pustaka diperoleh beberapa informasi bahwa pusat listrik panas bumi dapat menghasilkan emisi zat kimia. Penelitian kinerja insulator pasangan luar dilingkungan ini belum diperoleh informasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian insulator yang terkait  dengan lingkungan ini.
Penelitian dilakukan dengan pemasangan sampel insulator di lapangan, dengan sampel lokasi gardu induk PLN Kamojang, dekat pusat pembangkit listrik panas bumi Kamojang. Selanjutnya dilakukan dengan pengukuran arus bocor insulator dalam kamar kabut tertutup rapat, serta pengujian spesimen. Sampel insulator dan spesimen ditempatkan di lapangan, kemudian diambil secara bertahap sekitar 3-4 bulan sekali, untuk dilakukan pengukuran dan pengujian di laboratorium. Pengukuran tersebut menggunakan osiloskop, sehingga bentuk gelombangnya bisa diamati dan dianalisis. Hasilnya dianalisis dengan FFT dan statistik multivariate.
Dari penelitian ini diperoleh bahwa parameter lingkungan yang dominan mempengaruhi arus bocor adalah kelembaban. Perbandingan impedans insulator porselen pada kelembaban tinggi (RH99%) terhadap impedans pada kelembaban rendah (RH67%) untuk insulator berkondisi bersih sampai dengan terpolusi, dari delapan kali pengambilan sampel berturut-turut adalah 0,39; 0,14; 0,87; 0,36; 0,14; 0,45; 0,63; 0,13; 0,15. Sedangkan perbandingan THD berturut-turut 0,54; 0,37; 0,86; 0,43; 0,50; 0,54; 0,62; 0,46; 0,67.Sudut fasa terkecil dicapai pada insulator terpolusi dari pengambilan sampel ketiga, yaitu 25,7o. Sedangkan perbandingan impedans insulator epoxy resin berkelembaban tinggi (RH99%) terhadap impedans pada berkelembaban rendah (RH67%-RH70%) untuk insulator berkondisi bersih sampai dengan terpolusi, dari delapan kali pengambilan sampel berturut-turut adalah 0,83; 0,79; 0,98; 0,95; 0,77; 0,91; 0,85; 0,82; 0,64. Sedangkan perbandingan THD berturut-turut adalah 0,67; 0,88; 0,99; 0,97; 0,80; 0,91; 0,77; 0,66; 1,08. Sudut fasa terkecil dicapai pada insulator terpolusi dari pengambilan ketiga, yaitu 57,4o. Berdasarkan perubahan arus bocor, insulator epoxy resin lebih tahan terhadap polusi dan kelembaban dibanding porselen. Perubahan sudut fasa arus bocor pada insulator epoxy resin mengalami penurunan lebih kecil dibanding sudut fasa arus pada insulator porselen. Berdasarkan perbandingan impedans insulator tersebut, rata-rata tingkat ketahanan insulator epoxy resin sebesar 2,2 kali ketahanan insulator porselen. Walaupun demikian, berdasarkan uji SEM, permukaan insulator epoxy resin mengalami degradasi, dari pada porselen. Sudut kontak tetesan air pada permukaan epoxy resin mengalami penurunan yang signifikan, dari sekitar 80o pada kondisi baru dan bersih, menjadi sekitar 30o pada tahap-tahap pengambilan akhir. Sedangkan sudut kontak tetesan air pada insulator porselen relatif konstan, berkisar 30o. Dari beberapa uji EDAX, ditunjukkan bahwa sebagai kategori tinggi unsur kimia polutan adalah silikon, besi dan aluminium, dan sebagai kategori menengah adalah belerang, kalsium, kalium, natrium dan klor. Unsur belerang merupakan karakteristik dari kawasan panas bumi.

Penulis           :  ITB,   Ir. Edi Iskanto,   Ir. Pranyoto
No. Laporan  :  07.LIT.2010           Tanggal : 23 April 2010       Jml. Halaman : 53

No comments:

Post a Comment