KAJIAN RUANG BEBAS DAN JARAK BEBAS MINIMUM PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI/TEGANGAN EKSTRA TINGGI ARUS SEARAH UNTUK PENYALURAN TENAGA LISTRIK

Hingga saat ini, PLN belum mempunyai transmisi/ saluran udara yang bertegangan searah (DC), sehingga perlu untuk mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dengan karakteristik tegangan searah tersebut, khususnya kajian tentang ruang bebas dan jarak bebas minimum pada saluran udara HVDC untuk penyaluran tenaga listrik.

Dalam mengkaji masalah ini, pertama, perlu melakukan review terhadap aspek dasar yang digunakan untuk penetapan ruang bebas dan jarak bebas minimum pada saluran udara HVAC, yang sudah ada standarnya, baik menurut Peraturan Menteri, Standar Nasional Indonesia (SNI), maupun standar lain diluar negeri.

Aspek yang dimaksud, meliputi jarak aman terhadap tegangan normal, abnormal, switsing, lightning, hingga aspek medan elektromagnetik yang ditimbulkan oleh saluran udara tersebut. Kemudian dikaji aspek apa saja yang dominan terhadap HVDC dan nilai yang sesuai dengan aspek tersebut, dibandingkan dengan HVAC.

Hasil kajian menunjukkan bahwa aspek yang dominan untuk menetapkan ruang bebas dan jarak bebas minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi / Tegangan Ekstra Tinggi adalah persepsi adanya pengaruh medan elektromagnetik dari saluran transmisi terhadap kesehatan masyarakat disekitarnya.

Dengan dasar persepsi medan elektromagnet tersebut, kemudian dihitung kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh saluran udara HVDC. Ditambah dengan pertimbangan hasil penelitian dari dalam dan luar negeri, aspek lingkungan, kebiasaan dll, maka diusulkan bahwa kuat medan listrik maksimum ditepi ROW HVDC adalah 7,5 kV/m, sehingga ground clearance minimum 15 meter.



Penulis : Edy IskantoNo. Laporan : 01.LIT.2008Tanggal : 09 Juni 2008 Jumlah Halaman : 30

No comments:

Post a Comment